Tidak Hanya Pesepakbola
Faktanya, di Brasil tidak hanya pesepakbola yang memiliki nama panggilan dan nama asli yang berbeda. Kebanyakan masyarakat Brasil melakukannya. Di ranah sepak bola saja, selain pemain, pelatih terdapat hal serupa. Siapa yang mengenal Adenor Leonardo Bacchi?
Ia adalah pelatih Brasil yang selama ini kita panggil Tite. Pelatih yang konon mengubah paradigma Timnas Brasil, Dunga juga memiliki nama lengkap yang berbeda. Ya, namanya Carlos Caetano Bledorn Verri. Nama yang rumit, bukan?
Presiden Brasil, Lula itu pun lahir dengan nama Luiz Inacio da Silva. Orang kemudian mengenalnya dengan Luiz Inacio “Lula” da Silva. Atau bahkan dikenal dengan nama Lula da Silva saja. Lula menunjukkan bahwa penggunaan nama panggilan yang jauh berbeda dengan nama asli tidak hanya berlaku di sepak bola.
Membedakan dengan yang Lainnya
Selain terpengaruh budaya Portugis, sebenarnya penggunaan nama panggilan yang berbeda dengan nama aslinya adalah untuk membedakan antara satu orang dengan yang lainnya. For your information aja nih, nama orang-orang Brasil maupun Portugal ternyata banyak yang mirip.
Misalkan, Ronaldo yang Ronaldo Nazario ternyata namanya sama dengan Ronaldo yang Ronaldinho. Kalau Ronaldo yang pertama memiliki nama lengkap Ronaldo Luis Nazario de Lima. Coba bayangkan kalau Ronaldo de Assis Moreira itu juga dipanggil Ronaldo! Sementara keduanya bermain dalam satu tim.
Tentu akan sangat menyusahkan. Bukan hanya oleh lawan, melainkan oleh temannya sendiri. Jadilah, Ronaldo Moreira itu dipanggil Ronaldinho. Meskipun ada alasan lain lagi sih, mengapa mantan pemain PSG itu dipanggil Ronaldinho.
Di Brasil, khususnya di skuad Selecao penggunaan mononim atau panggilan hanya untuk memudahkan saja, tidak membuat rekan yang lainnya bingung. Selain itu, juga untuk memudahkan para penggemar dalam menyemangati pemain. Nah, perkara imbuhan “Inho” di nama-nama para pemain Brasil merupakan keunikan tersendiri.
Dalam budaya Brasil, “Inho” mempunyai arti kecil, awet muda, pendek, sedikit, dll. Ternyata penggunaannya juga sama dengan kata “Junior”. Itulah mengapa The Smiling Assassin dipanggil Ronaldinho. Hal tersebut berkaitan dengan Ronaldinho yang sudah berkembang sejak usia muda. Ia juga sering menjadi pemain termuda dan terkecil.
Selain untuk menggambarkan perawakan yang kecil, imbuhan ini juga sering diterapkan pada keturunan dengan nama yang sama. Maka dari itu, ada imbuhan “Junior” atau “Jr” di nama Neymar dan Vinicius. Karena ternyata ayah kedua pemain itu namanya sama dengan mereka.
Penggunaan nama yang berbeda juga berkelindan dengan urusan pribadi setiap pemain atau orang di Brasil. Misalnya mendiang Pele. Bintang Brasil itu bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento. Ia kemudian dipanggil “Pele” karena sebuah kejadian unik. Menurut penuturan pamannya, Jorge, seperti dikutip Marca, Edson Arantes kecil dulu ditempatkan sebagai penjaga gawang ketika bermain bola.
Itu demi menguntungkan lawan. Karena kalau jadi striker, Edson tak terbendung. Namun ternyata Edson cukup jago jadi penjaga gawang waktu kecil. Ia sampai-sampai dibandingkan dengan salah satu kiper top Vasco da Gama, Bile, yang kebetulan rekan ayahnya.
Namun, ia kesulitan menyebut “Bile” dan malah menyebut namanya “Pele”. Sampai sekarang ia dikenal dengan nama itu. Berbeda dengan Ricardo Izecson dos Santos Leite atau Ricardo Kaka. Ia dipanggil Kaka karena adiknya, Digao memanggilnya “Caca” alih-alih “Ricardo”.
Penyebutan “Caca” itu akhirnya berkembang menjadi “Kaka”. Dan itu dipakai oleh mantan pemain Real Madrid tersebut sebagai Ricardo Kaka. Tidak ada arti spesifik dari kata “Kaka”.
Kalau Givanildo Vieira de Sousa dipanggil “Hulk” sebab fisiknya yang berotot menyerupai tokoh fiksi Hulk. Ada pula yang menyebut, ia dinamai “Hulk” karena ayahnya penggemar salah satu karakter komik Marvel tersebut.
Well, bagaimana football lovers, kini sudah tahu bukan mengapa banyak pemain Brasil namanya sering berbeda dengan nama aslinya?
https://youtu.be/KVUt5Lya-ng
Sumber: TheSun, NBCWashington, Quora, TheGuardian, Goal, Talksport, Marca
Spanyol vs Brasil, Ini Pemain Bintang Baru Timnas Brasil yang Siap Tebar Pesona di Bernabeu
TRIBUNNEWS.COM- Pemain anyar Real Madrid, Endrick baru bisa memperkuat timnya musim depan. Namun, pemain Palmeiras ini mendapatkan kesempatan istimewa untuk debut lebih dulu di markas Real Madrid, Stadion Santiago Bernabeu, saat Brasil ditantang Spanyol dalam uji coba internasional, Rabu (27/3) dini hari nanti.
Kehadiran Endrick pasti sangat dinanti di Bernabeu. Los Blancos merekrut pemain berusia 17 tahun itu dari Palmeiras pada Desember 2022. Namun, mereka harus menunggunya berusia 18 tahun sebelum bisa berkiprah di La Liga.
Sebelumnya, remaja fenomenal ini menjadi buah bibir setelah mencetak gol semata-wayang kemenangan Selecao atas Inggris 0-1 di Stadion Wembley akhir pekan lalu.
Pelatih Dorival Junior memainkan pemain berusia 17 tahun tersebut mulai menit ke-71. Dia dengan jeli memanfaatkan bola liar tepisan Jordan Pickford yang menahan tendangan Vinicius Junior, untuk jadi gol internasional pertamanya.
Endrick pun langsung mengukir dua rekor. Berusia 17 tahun dan 246 hari, Endrick adalah pencetak gol internasional senior termuda di Wembley. Ia juga merupakan pemain termuda yang mencetak gol untuk Brasil sejak Ronaldo pada tahun 1994.
Untuk laga dini hari nanti, Pelatih Dorival kemungkinan memberi kesempatan Endrick untuk menjadi starter. Dan pemain yang bakal dilengserkannya kemungkinan adalah Raphinha.
Saat melawan Inggris, Raphinha berada di posisi sayap kanan, di lini depan, dengan Rodrygo sebagai pemain nomor sembilan, dan Vinicius di sebelah kiri.
Kedua pemain Real Madrid ini dengan mulus bisa selalu bertukar peran, sesuatu yang berulang dalam pendekatan Carlo Ancelotti dan yang telah terjadi di 'Seleçao'.
Namun, Raphinha dinilai masih belum bisa nyetel dengan aliran permainan duo Madrid ini. Mantan pemain Leeds United ini juga dinilai tidak memiliki agresivitas, dan daya dobrak yang dapat menimbulkan bahaya.
Endrick diharapkan bisa lebih tajam sejak menit pertama. Jika dia dipasangkan sejak awal, ini ini akan menjadi gambaran trisula maut El Real untuk musim depan. Publik di Bernabeu pastinya sangat bergairah menantikan momen tersebut.
Spanyol sementara itu terlihat mulai bangkit setelah kemenangan mereka di Nations League atas Kroasia tahun lalu. Sejak saat itu, La Furia Roja telah memenangkan tujuh dari delapan laga Kualifikasi Eropa.
Mereka juga terlihat telah mengatasi masalah dalam mencetak gol setelah mencetak 25 gol dalam delapan laga kualifikasi. Namun, tim asuhan pelatih Luis de la Fuente mengalami kekalahan mengejutkan 1-0 atas Kolombia akhir pekan lalu.
Spanyol akan kehilangan pemain Valencia, Jose Gaya, karena cedera, dan pemain Chelsea, Marc Cucurella, akan menggantikannya di dalam tim. Lini depan akan dipimpin oleh Gerard Moreno, Mikel Oyarzabal, dan Alvaro Morata.
Sementara Brasil kehilangan banyak pemain kunci karena cedera. Gabriel Martinelli, Gabriel, Ederson, Alisson, Marquinhos, dan Casemiro, semuanya harus absen karena cedera.
Tiga penjaga gawang yang belum pernah bermain dalam tim, Leo Jardim, Bento dan Rafael, telah dipanggil ke dalam tim. Ada total 11 pemain yang belum pernah dipanggil ke dalam skuat saat ini. (Tribunnews/den)
Prakiraan Formasi Spanyol 4-2-3-1:Raya (GK), Porro, Normand, Laporte, Grimaldo, Rodri, Merino, Williams, Olmo, Oyarzabal, Morata
Brasil 4-2-3-1:Beto (GK), Danilo, Bremer, Beraldo, Wendell, Luiz, Guimaraes, Raphinha, Rodrygo, Vinicius, Richarlison
Sedikitnya ada tiga pemain bintang yang gagal masuk timnas Brasil pada Piala Dunia 2022. Seluruh pemain tersebut bermain di Liga Inggris.
Pelatih timnas Brasil telah mengumumkan 26 nama pemain yang akan dibawa ke Qatar. Sebanyak tiga pemain top Liga Inggris tak masuk rombongan pemain yang dipilih.
Ketiga pemain tersebut adalah Roberto Firmino (Liverpool), Gabriel Magalhaes (Arsenal), dan Philippe Coutinho (Aston Villa).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya Coutinho yang tak dipanggil karena cedera. Mantan pemain Barcelona itu tak dipilih karena cedera paha yang didapat pada sesi latihan Aston Villa.
Gelandang berusia 30 tahun itu juga tak masuk dalam skuad Aston Villa saat menjamu Manchester United di Villa Park, Minggu (6/11). Meski demikian, Villa berhasil menang 3-1 atas Setan Merah.
Keputusan Tite untuk meninggalkan Coutinho terbilang masuk akal. Selain cedera, performa eks gelandang Liverpool itu sedang menurun dan sering turun dari bangku cadangan Aston Villa.
Kasus yang berbeda dialami Firmino dan Magalhaes. Kedua pemain ini murni kalah bersaing karena Brasil memiliki bakat melimpah.
Tite lebih memilih memasukkan Gabriel Jesus, Gabriel Martinelli, dan Richarlison ke dalam daftar ujung tombak. Selain itu, winger Manchester United Antony juga turut andil mengikis peluang Firmino pergi ke Qatar.
Ambisi bek Arsenal Gabriel Magalhaes untuk terbang ke Qatar juga kandas. Ia masih kalah bersaing dengan nama-nama top lainnya meski musim ini banjir pujian bersama The Gunners.
3 Bintang yang Gagal Masuk Timnas Brasil ke Piala Dunia 2022:
1. Roberto Firmino (Liverpool)2. Gabriel Magalhaes (Arsenal)3. Philippe Coutinho (Aston Villa)
Les stats lunaires de la Juve avec les matches nul 😭
Addict aux matches nuls.Samedi soir, la Juventus est parvenue à préserver son invincibilité en Serie A, grâce à un but de Dusan Vlahovic dans les derniers instants.Bien qu’impressionnante, cette capacité...
TRIBUNJABAR.ID - Brasil akan bertarung di Copa America 2024 tanpa sosok Neymar. Namun, di dalamnya ada Lucas Paqueta yang tengah didakwa FA karena diduga melanggar aturan taruhan.
Pelatih Brasil, Dorival Junior, telah memilih 26 nama untuk dibawa ke Copa America 2024 yang akan digelar di Amerika Serikat pada 20 Juni sampai 14 Juli 2024.
Lucas Paqueta tetap berada dalam skuad beralias Selecao, meski dia tengah tersangkut dakwaan FA, Federasi Sepak Bola Inggris.
Pemain West Ham terebut diduga melanggar aturan taruhan.
Kendati demikian, Federasi Sepak Bola Brasil, CBF, telah memberikan keterangan pada Mei silam bahwa Paqueta tak dilarang bermain membela klub atau tim nasional negaranya.
Keputusan final untuk kasus dugaan pelanggaran aturan taruhan itu juga belum diketahui.
Sehingga, nama Paqueta bisa menghiasi daftar skuad Brasil untuk Copa America 2024.
Baca juga: Gelandang Persib Bandung Favoritkan Dua Negara Ini Juara Copa America, Ungkap Alasannya
Selain Paqueta, kontingen Real Madrid semodel Vinicius Junior, Rodrygo Goes, dan Eder Militao, juga akan menjadi andalan pelatih Dorival Junior.
Ada pula Endrick, pemain 17 tahun asal Palmeiras, yang pada musim panas nanti, saat sudah berulang tahun ke-18, akan pindah ke Real Madrid.
Namun, Brasil kehilangan salah satu nama penting di sektor penjaga gawang, yakni Ederson yang mengalami cedera.
Posisinya digantikan oleh kiper Sao Paulo, Rafael.
Sejumlah nama lain yang absen adalah Gabriel Jesus (Arsenal) dan Casemiro (Man United).
Baca juga: Neymar Bakal Melewatkan Copa America 2024, Dokter Memprediksi Tampil Lagi Agustus Nanti
Nama bek senior yang baru pergi dari Chelsea, Thiago Silva, juga tak tertera dalam skuad pilihan Dorival Junior.
Di Copa America 2024 mendatang, Brasil sudah pasti juga tak akan dibela Neymar yang mengalami cedera ligamen serius pada Oktober 2023.
Pada edisi kali ini, Brasil dilatih oleh Dorival Junior. Tim Samba pun tak membawa bintang mereka dalam lebih dari satu dekade terakhir, Neymar yang mengalami cedera berkepanjangan.
Selain itu, sejumlah nama beken juga tak dicangking Dorival Junior, mulai dari Casemiro, Antony, Richarlison, hingga Gabriel Jesus. Sebaliknya, ada beberapa muka baru di skuad Brasil.
Terbaru, Dorival terpaksa mencoret penjaga gawang asal Manchester City, Ederson Moraes yang mengalami cedera. Sebagai pengganti, Dorival menunjuk Rafael, kiper Sao Paulo.
Brasil akan memulai Copa America 2024 dengan menghadapi Kosta Rika pada Selasa (25/6) pagi WIB. Gelandang Timnas Brasil Lucas Paqueta bertekad menjadi juara di Copa America kali ini.
Paqueta mengaku memiliki perasaan unik dan menjadi sebuah keistimewaan ketika bisa mewakili Brasil di Copa America 2024. Ini menjadi Copa America yang ketiga yang pernah diikuti Paqueta bersama Selecao.
"Tidak ada perasaan yang lebih baik daripada memenangkan trofi untuk negara Anda. Tim nasional (Brasil) sedang melalui fase transisi dengan pemain-pemain baru dan filosofi sepak bola baru, jadi saya hanya berharap kami dapat beradaptasi dengan cepat, mulai bekerja, dan membawa pulang Copa America sekali lagi," kata Paqueta, seperti dilansir situs resmi West Ham United.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain berusia 26 tahun ini kalah di final Copa America tiga tahun lalu dari Argentina, tapi memenangkannya pada edisi 2019. Di Copa America 2024, Brasil tergabung di Grup D bersama Kosta Rika, Paraguay, dan Kolombia.
Pada Copa America 2021, Brasil dikalahkan Argentina di partai final. Kala itu, gol semata wayang Argentina dicetak Angel Di Maria pada menit ke-22.
"Merupakan tanggung jawab besar untuk bermain di Copa America bagi Brasil. Setelah memenangkan satu gelar dan berada di posisi kedua, kami, serta para penggemar, bermimpi untuk memenangkan gelar lagi. Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan kami menjadi juara," ujar mantan pemain AC Milan ini.
Setelah pertandingan pembuka Grup D melawan Kosta Rika di Inglewood, California, Amerika Serikat, Brasil kemudian akan menghadapi Paraguay pada hari Sabtu (29/6), sebelum melawan Kolombia di Santa Clara pada Rabu (3/7).
Tugas Paqueta membawa Brasil lolos dari fase grup dipastikan tidak mudah meski skuad ini memiliki pemain-pemain bintang seperti Vinícius Júnior, Rodrygo, dan Raphinha. Status sebagai salah satu favorit juara juga tidak membuat langkah Brasil lebih mudah.
"Meskipun Brasil menjadi salah satu favorit, kami harus menjauhkan gagasan itu dari pikiran kami dan membuktikannya di lapangan," ucap Paqueta.
"Saya percaya setiap pertandingan akan membawa tantangan tersendiri, tapi saya berharap fakta bahwa kami adalah salah satu favorit akan menang dengan memainkan gaya sepak bola yang bagus dan yang paling penting, menang," tuturnya.
Penyerang Liverpool ini merupakan langganan dalam daftar skuad Brasil untuk laga-laga pertandingan di bawah asuhan Tite. Total, sudah 55 kali Roberto Firmino tampil untuk timnas Brasil. Bahkan, Tite tetap memanggilnya meski performa Bobby tengah menurun.
Musim ini, ia tampil mengesankan bersama klubnya, Liverpool, dengan mencetak delapan gol dan memberikan lima assist. Dengan rapor tersebut, peluangnya masuk ke timnas Brasil sangat besar.
Namun, ternyata tidak demikian. Kemungkinan, performa Gabriel Jesus serta pilihan Tite kepada Richarlison, membuat Roberto Firmino, 31 tahun, menjadi alasan mengapa dia tidak masuk dalam skuad Brasil untuk Piala Dunia 2022.
Bek tengah Arsenal ini harus melupakan mimpinya tampil di Piala Dunia. Tidak terpilihnya Gabriel Magalhaes jadi kejutan mengingat performa bagus yang dia perlihatkan di klubnya, Arsenal. Gabriel mampu memperlihatkan kualitasnya sebagai salah satu bek terbaik di Liga Pinggris. Ia juga menjadi figure sentral dari sukses Arsenal berada di puncak klasemen sementara Liga Inggris musim ini.
Matheus Cunha awalnya dianggap sebagai salah satu potensial untuk berangkat ke Qatar. Namun, kegagalan mendapat tempat utama di Atletico Madrid memupus harapannya. Tite pun meninggalkannya dan lebih memilih Antony dan Gabriel Martinelli.
Dalam 19 pertandingan bersama Atletico Madrid musim ini, Cunha hanya mencetak dua gol. Dan, menit bermainnya lebih banyak dilakukan sebagai pemain cadangan. Dalam media sosialnya, Matheus Cunha mengekspresikan dengan kesedihan dan tangis ketika tahu diirnya tidak masuk dalam skuad Brasil.
Renan Lodi bergabung ke Nottingham Forest dengan status pinjaman dari Atletico Madrid. Namun, performanya di klub Liga Inggris tersebut tidak meyakinkan Tite.
Lodi merupakan pemain yang sempat dipanggil masuk skuad Brasil pada laga uji coba terakhir Tim Samba, tapi kemudian Tite kini lebih memilih memanggil bintang seperti Alex Telles dan Alex Sandro.
Ia memutuskan meninggalkan Atletico Madrid untuk mendapatkan menit bermain. Namun, musim ini dia tidak mampu memperlihatkan status tersebut di Nottingham Forest. Dia hanya tampil dalam enam pertandingan sejak bergabung ke klub Liga Primer tersebut.
Gabigol, penyerang Flemango juga tidak masuk dalam daftar skuad Brasil untuk Piala Dunia 2022. Persaingan di lini depan Tim Samba sangat ketat.
Gabigol merupakan penyerang yang menjadi kunci sukses Flamengo memenangkan gelar Piala Libertadores. Ia bukan hanya pemain yang menceta gol dalam final yang membuat Flamengo juara melainkan juga penyerang produktif, top skorr Piala Libertadores dengan 29 gol.
Philippe Coutinho dikabarkan sudah mengetahui dirinya tidak dipanggil sebelum Tite mengumumkan 26 pemain untuk Piala Dunia 2022. Mantan bintang Barcelona ini memang tidak mencatatkan musim yang bagus saat ini. Begitu juga dengan musim lalu.
Situasi tersebut ditambah lagi dengan kondisinya yang sempat mengalami cedera di kaki kanannya. Cedera yang membuatnya absen selama enam pekan. Musim ini, dia tampil dalam 13 pertandingan bersama Aston Villa, namun tidak memberikan gol ataupun assist.
Diperbarui: 21 September 2022, 11:30 WIB Diterbitkan: 21 September 2022, 11:30 WIB
Ada yang mengenal Fabio Henrique Tavares? Yap, benar, pemain Liverpool yang satu ini sejatinya bernama lengkap itu. Namun, pemain yang pernah berseragam Real Madrid ini sering dipanggil dengan nama Fabinho. Nama panggilan yang jauh dari nama aslinya.
Well, bukan hanya Fabinho yang nama panggilannya berbeda dengan yang terdaftar dalam pencatatan sipil. Malahan jumlahnya bisa dibilang lumayan banyak. Pertanyaannya mengapa hal itu bisa terjadi? Apa yang melatarbelakanginya?
Kebanyakan Nama Orang Brasil Panjang
Penggunaan nama dengan satu kata saja, entah itu berbeda maupun tidak dengan nama aslinya bertujuan untuk meringkas nama orang-orang Brasil. Sebab masyarakat Brasil sering memiliki nama yang panjangnya laksana kereta Argo Lawu. Itu lantaran masyarakat Brasil juga menggunakan nama keluarga di dalam namanya.
Memang, di Indonesia juga ada yang demikian. Hanya saja di Brasil menjadi semacam konsensus. Bahwa bayi yang baru lahir wajib diberikan nama keluarganya. Ada beberapa nama keluarga yang sering digunakan di Brasil. Seperti misalnya, do, de, da, dos, atau das. Contohnya Rodrygo yang memakai nama keluarga “de” dalam nama lengkapnya Rodyrigo Silva de goes.
Kalau bintang Brasil lainnya, Neymar memakai nama keluarga “da”. Ayahnya bernama Neymar da Silva, sang pemain pun diberi nama Neymar da Silva Santos Junior atau disingkat Neymar Junior.
Penamaan orang Brasil juga tak terlepas dari kebudayaan Portugis. Pasalnya, Brasil merupakan bekas jajahan Portugis. Penggunaan nama keluarga seperti dos, de, da, do, sampai das merupakan bentuk preposisi kata “dari” dalam Bahasa Portugis. Hal itu sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, ketika seorang budak sering disebut nama keluarga pemiliknya.
Namun, pemakaian preposisi itu telah berkembang. Tidak lagi dipakai untuk menyebut keluarga pemilik budak, tapi juga keluarga seseorang. Fungsinya untuk menyiratkan kepemilikan masa lalu. Misalnya, ada “Silva” dan “da Silva”. Lantaran terpengaruh oleh kebudayaan Portugis, penamaan orang Brasil juga tak jauh berbeda dengan orang Portugal.
Wajar saja kalau kita menemukan nama pemain Portugal berbeda dengan nama aslinya. Contoh, Pepe yang nama aslinya Kepler Laveran de Lima Ferreira. Lalu, Vitor Machado Ferreira yang dipanggil Vitinha. Abang GOAT kita juga memakai nama keluarga “dos” dalam namanya, Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro.
Kecenderungan Memakai Satu Nama
Sebagian besar pesepakbola Brasil cenderung menggunakan satu nama saja dari serentetan nama yang diberikan kepadanya. Ada kalanya menggunakan salah satu dari bagian nama lengkapnya, misal memakai nama depannya.
Kiper Liverpool misalnya. Ia bernama lengkap Alisson Ramses Becker. Namanya disingkat menjadi Alisson Becker dan nama panggilannya Alisson. Begitu pula penjaga gawang Ederson Santana de Moraes. Ia dipanggil dengan nama Ederson saja.
Namun, beberapa pesepakbola kadang tak memakai salah satu dari namanya untuk menjadikan nama panggilan. Raphinha contohnya. Pemain Brasil itu aslinya bernama Raphael Dias Belloli.
Lalu, jika kamu mengenal Ronaldinho, pemain yang dijuluki “The Smiling Assassin” sebenarnya tidak ada kata “Ronaldinho” di nama lengkapnya. Nama asli mantan pemain Barcelona itu adalah Ronaldo de Assis Moreira.